Cerbung Tegar-2


Berita kedekatan pak Alvin dengan buk Silvia semakin viral, bahkan sampai ke kawan guru di luar sekolahnya, tetapi pak alvin selalu menutupinya dengan rapat.

Misal ada keluarga dekatnya yang bertanya, Bapak Alfin selalu menyembunyikannya.
"Fin, dengar dengar kamu udah nikah lagi, selamat", ucap Randi suamiku, suatu ketika. Tetapi Pak Alfin selalu membantahnya.

"Apaan sih kamu Ran, ada ada aja kamunya, mana mungkin aku menikah lagi, aku sangat sayang pada keluargaku", ucap Alfin suatu ketika, "Baguslah kalau begitu", jawab Pak Randi sambil memegang pundaknya.

Pak Randi sangat tahu tentang karakter dan tingkah laku Alfin, mereka berasal dari satu kampung yang sama dan berkawan mulai dari kecil. Bahkan Randi pernah menikah dengan adik Alfin yang kini sudah meninggal karena sakit.

Alfin wajahnya biasa biasa saja, ia hanya seorang guru biasa, ia tinggal di rumah petak sederhana di kampung bersama anak istrinya. Tidak ada yang istimewa darinya, ia juga menderita penyakit diabetes.

"Assalamu'alaikum..." Alfin mengucap salam. Marlina menjawab salamnya dengan lirih sambil membuka pintu depan. Melihat tingkah istrinya yang lesu, Alfin segera menanyakannya." Kamu sakit lin, ayo abang anterin ke dokter". Ajak alfin ke Marlina istrinya. Marlina menolak ajakan suaminya dengan mengatakan sudah minum vitamin.

Hari hari berikutnya issu miring tentang suaminya santer beredar, ia sudah mulai menaruh curiga, karena sudah banyak yang mengatakannya, termasuk kawan satu sekolah suaminya. Ia ingin menanyakan lansung kebenaran berita itu kepada suaminya.

Sore itu setelah Alfin pulang kerja. Marlina lansung mendekatinya. "Bang Fin kata orang abang udah nikah lagi ya?, kenapa abang tega kali sama lina, apa salah saya bang?" Lina menanyakan kepada suaminya dengan perasaan emosi. "Ah, ngaco kamu lin, mana mungkin aku menduakan kamu, aku kan sayang banget sama kamu dan anak anak, ayo jangan bicarakan itu lagi, abang lagi malas, bicara yang tidak tidak" Ucap Alfin sambil mengelus kepala istrinya dengan lembut." O ya, anak anak kemana kon ngak kelihatan. Tanya Alfin lagi yang tidak melihat keberadaan anak anak dari tadi."Nadia dan Nida pergi ke tempat nenek, kalau Tegar lagi main sama kawan di seberang. Lina menunjukkan ke arah seberang. Hatinya mulai tenang mendengar penjelasan suaminya.
----
Ini hari kedua Pak Alfin tidak pulang ke rumah karena ada pelatihan. Alfin di tunjuk oleh kepala sekolah bersama seorang rekan kerjanya mewakili sekolah untuk mengikuti satu pelatihan di Banda

Rekan kerja pak Alfin, tidak dapat hadir karena mertuanya baru meninggal dunia. Untuk mengisi kekosongan kepala sekolah menyuruh ibu Silvia untuk menggantikannya karena masih lajang dan belum berkeluarga. Usianya hampir setengah abad, dan baru beberapa bulan di mutasi ke sekolah Alfin. Mereka satu jurusan dan kawan satu leting waktu kuliah.

Alfin sangat senang mendengar Silvia yang menggantikan Mufid. Mereka pergi ke Banda bersama dengan memakai mobil Silvia.

Sepulang dari pelatihan muka Alfin terlihat sangat berbinar, seperti orang yang baru mendapat rezeki nomplok, ia banyak membawa oleh oleh ke rumah dan juga sampai di bagikan ke para tetangga. Anak anak dan istrinya sangat senang dengan oleh oleh yang di bawakan Alfin. Mereka semua sangat menikmati.

Berita tentang kedekatan Pak Alfin dan Silvia semakin menjadi jadi, bahkan sampai ke telinga ibunya Alfin, "Fin, apa yang sudah kamu perbuat fin, kenapa kamu melakukannya, apa kamu gak kasihan pada lina dan anak anak, insaflah fin, kata ibu alfin pada anaknya suatu hari. "Mak, maafkan Alfin mak, Alfin tahu diri dan tidak mempermalukan keluarga, Alfin sudah menikah dengan silvi ma, Alfin tidak mau berbuat dosa, silvi mantan pacar Alfin yang Alfin kira sudang meninggal dalam tsunami". ucap Alfin sambil menangis di lutut ibunya. Aapa....!!! Kata ibunya sampai mulut ibunya melongo.

Gelas yang di pegang ibunya jatuh dan pecah berserakan di lantai.














Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lelaki berdasi part-1

Perjalanan Tanpa Batas (2)

BERBAGI PENGALAMAN DALAM MENERBITKAN BUKU