Cerita di bulan Syawal
Malam ketiga di bulan syawal cuaca terasa begitu dingin, hujan baru saja reda. Selama 2 pekan terakhir hujan selalu saja turun bila sore hari dan berhenti menjelang shalat isya. Seperti ada komando dari yang kuasa.
Kami baru sampai di rumah, setelah tadi pulang dari rumah mertua. Beruntung hari hari ini kami memakai mobil, jadi tidak berbasah basahan seperti waktu kami ke banda kemarin.
Orang orang banyak yang berteduh di beranda toko orang. Terlihat orang orang yang habis merayakan lebaran menunggu hujan reda. Mereka terlihat kedinginan dan menggigil sambil ke dua tangannya di lipat kedada.
Ketika hujan mulai berhenti, orang orang yang berteduh tadi pergi melanjutkan perjalanan karena tidak ingin kemalaman.
"Assalamualaikum" seseorang mengucapkan salam dari balik pintu kamar tamu. Wlkm salam jawab kami serempak dari dalam. Kami sedang menonton acara televisi di ruang keluarga dan jam menunjukkan pukul 21.00 WIB.
Aku segera membuka pintu dan melihat siapa yang datang. Ternyata makcek Jamilah bersama keluarganya yang bertamu. Makcek sudah lama tidak berkunjung ke rumah kami. Padahal makcek orang kampung kami dan rumahnya di samping rumahku.
Rumahnya masih bagus dan tertata rapi, karena setiap dua hari sekali di bersihkan oleh keponakannya. Keponakannya bekerja di Balai Benih Pertanian, maka tidak heran kalau di halaman rumah makcek ditanami berbagai aneka tanaman muda yang bisa di jadikan sayur dan obat obatan.
Aku mempersilakan makcek dan keluarga ke dalam dan di sambut oleh orang tuaku. Ada rasa haru dan bahagia ketika kami bertemu.
Empat tahun lalu kami pernah bertemu dengannya, waktu terakhir wajahnya sangat pucat dan tubuhnya sangat kurus. makcek di diagnosa dokter sakit kanker payudara.
Kami mengira kami tidak dapat bertemu lagi dengannya karena dokter sudah memvonis umurnya tinggal dua tahun lagi. Tapi itu semua dugaan dokter, dan Tuhan berkehendak memperpanjang umurnya sampai saat ini.
Makcek bercerita tentang rahasia pengobatannya. Beliau selalu berdoa berzikir juga bersedekah serta menjaga pola makannya dengan berpuasa setiap senin kamis, menghindari mie instan, ayam broiler, dan banyak mengkonsumsi sayur dan buah buahan.
Buah yang di konsumsi bervariasi, seperti buah tomat yang di jadikan jus, wortel, jambu biji, buah naga dan apel.
Di samping itu makcek juga mengkonsumsi obat obatan herbal seperti habbatussauda, minyak zaitun, madu dan kurma ajwa.
Pantaslah kalau sekarang ini makcek terlihat segar dan bugar, wajahnyapun terlihat lebih muda.
Kami baru sampai di rumah, setelah tadi pulang dari rumah mertua. Beruntung hari hari ini kami memakai mobil, jadi tidak berbasah basahan seperti waktu kami ke banda kemarin.
Orang orang banyak yang berteduh di beranda toko orang. Terlihat orang orang yang habis merayakan lebaran menunggu hujan reda. Mereka terlihat kedinginan dan menggigil sambil ke dua tangannya di lipat kedada.
Ketika hujan mulai berhenti, orang orang yang berteduh tadi pergi melanjutkan perjalanan karena tidak ingin kemalaman.
"Assalamualaikum" seseorang mengucapkan salam dari balik pintu kamar tamu. Wlkm salam jawab kami serempak dari dalam. Kami sedang menonton acara televisi di ruang keluarga dan jam menunjukkan pukul 21.00 WIB.
Aku segera membuka pintu dan melihat siapa yang datang. Ternyata makcek Jamilah bersama keluarganya yang bertamu. Makcek sudah lama tidak berkunjung ke rumah kami. Padahal makcek orang kampung kami dan rumahnya di samping rumahku.
Rumahnya masih bagus dan tertata rapi, karena setiap dua hari sekali di bersihkan oleh keponakannya. Keponakannya bekerja di Balai Benih Pertanian, maka tidak heran kalau di halaman rumah makcek ditanami berbagai aneka tanaman muda yang bisa di jadikan sayur dan obat obatan.
Aku mempersilakan makcek dan keluarga ke dalam dan di sambut oleh orang tuaku. Ada rasa haru dan bahagia ketika kami bertemu.
Empat tahun lalu kami pernah bertemu dengannya, waktu terakhir wajahnya sangat pucat dan tubuhnya sangat kurus. makcek di diagnosa dokter sakit kanker payudara.
Kami mengira kami tidak dapat bertemu lagi dengannya karena dokter sudah memvonis umurnya tinggal dua tahun lagi. Tapi itu semua dugaan dokter, dan Tuhan berkehendak memperpanjang umurnya sampai saat ini.
Makcek bercerita tentang rahasia pengobatannya. Beliau selalu berdoa berzikir juga bersedekah serta menjaga pola makannya dengan berpuasa setiap senin kamis, menghindari mie instan, ayam broiler, dan banyak mengkonsumsi sayur dan buah buahan.
Buah yang di konsumsi bervariasi, seperti buah tomat yang di jadikan jus, wortel, jambu biji, buah naga dan apel.
Di samping itu makcek juga mengkonsumsi obat obatan herbal seperti habbatussauda, minyak zaitun, madu dan kurma ajwa.
Pantaslah kalau sekarang ini makcek terlihat segar dan bugar, wajahnyapun terlihat lebih muda.
Komentar
Posting Komentar