Lebaran di Era Pandemi
Lebaran hari yang sangat di nanti nantikan oleh semua insan, dari anak kecil sampai orang lanjut usia, kaya atau miskin, semua bersuka ria menyambutnya.lebih lebih lebaran Idul Fitri. Hari kemenangan umat islam setelah sebulan melaksanakan serangkaian ibadah di bulan Ramadhan dengan berusaha menahan segala gejolak hawa nafsu. Di hari nan Fitri kita terlahir kembali bagaikan seorang bayi yang suci dari dosa.
Lebaran Idul Fitri, biasanya di mulai dengan melaksanakan shalat ied di mesjid atau di lapangan secara berjamaah, saling bersilaturrahmi dengan mengunjungi orang tua, kerabat atau family, saling bermaaf maafan antara sesama, sudah menjadi agenda rutin setiap tahun.
Namun lebaran kali ini berbeda dari tahun sebelumnya. Sejak wabah covid 19 meradang, pemerintah mengeluarkan berbagai kebijakan untuk keamanan masyarakat dengan berbagai cara sala satunya dengan mengadakan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), stay di rumah dengan menjaga jarak dan melakukan sosial distancing, shalat berjamaah sebaiknya di rumah, termasuk shalat ied, menunda mudik dan lain lain.
Biasanya setiap lebaran, khususnya lebaran idul fitri, kebanyakan warga yang merantau ke ibu kota atau daerah lain, selalu mudik ke kampung halaman. Bahkan pemerintah maupun swasta menyediakan bus bus atau kenderaan lain untuk memfasilitasi masyarakat. Tapi apa daya keadaan yang mengharuskan demikian.
Masyarakat di himbau untuk tidak mudik seperti tahun lalu, walaupun kangen terhadap kampung halaman, terhadap orang tua dan sanak saudara, mudiknya lewat daring saja atau melalui online, agar penyebaran virus dapat di cegah. Lebih lebih yang berlabel ASN, tidak boleh mudik dulu lebaran ini dan pemerintahpun menggantikan cuti bersama hari raya idul fitri 1 Syawal 1441 H/2020 M, dengan hari yang lain pada akhir Bulan Desember.
Miris memang, ada perasaan yang menyesakkan dada, semua karena corona. Corona menjamur di seluruh dunia, kita mesti waspada dengan selalu menjaga diri, agat terhindar dari hal hal yang merugi, terutama untuk kita pribadi, orang tua dan family di kampung supaya terhindar dari hal hal yang tidak kita inginkan.
Semoga kita semua selalu sehat,selamat dan tetap istiqamah dalam kebenaran serta dapat bersabar. Aamiin....
Lebaran Idul Fitri, biasanya di mulai dengan melaksanakan shalat ied di mesjid atau di lapangan secara berjamaah, saling bersilaturrahmi dengan mengunjungi orang tua, kerabat atau family, saling bermaaf maafan antara sesama, sudah menjadi agenda rutin setiap tahun.
Namun lebaran kali ini berbeda dari tahun sebelumnya. Sejak wabah covid 19 meradang, pemerintah mengeluarkan berbagai kebijakan untuk keamanan masyarakat dengan berbagai cara sala satunya dengan mengadakan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), stay di rumah dengan menjaga jarak dan melakukan sosial distancing, shalat berjamaah sebaiknya di rumah, termasuk shalat ied, menunda mudik dan lain lain.
Biasanya setiap lebaran, khususnya lebaran idul fitri, kebanyakan warga yang merantau ke ibu kota atau daerah lain, selalu mudik ke kampung halaman. Bahkan pemerintah maupun swasta menyediakan bus bus atau kenderaan lain untuk memfasilitasi masyarakat. Tapi apa daya keadaan yang mengharuskan demikian.
Masyarakat di himbau untuk tidak mudik seperti tahun lalu, walaupun kangen terhadap kampung halaman, terhadap orang tua dan sanak saudara, mudiknya lewat daring saja atau melalui online, agar penyebaran virus dapat di cegah. Lebih lebih yang berlabel ASN, tidak boleh mudik dulu lebaran ini dan pemerintahpun menggantikan cuti bersama hari raya idul fitri 1 Syawal 1441 H/2020 M, dengan hari yang lain pada akhir Bulan Desember.
Miris memang, ada perasaan yang menyesakkan dada, semua karena corona. Corona menjamur di seluruh dunia, kita mesti waspada dengan selalu menjaga diri, agat terhindar dari hal hal yang merugi, terutama untuk kita pribadi, orang tua dan family di kampung supaya terhindar dari hal hal yang tidak kita inginkan.
Semoga kita semua selalu sehat,selamat dan tetap istiqamah dalam kebenaran serta dapat bersabar. Aamiin....
Komentar
Posting Komentar