MENDESAIN BUKU PEMBELAJARAN
MERANCANG DESAIN PEMBELAJARAN MODERN
PEMATERI : Dr.
Paidi.M.TPd (Ketua MKKS.Prov. Bengkulu)
Dr. Paidi.M.TPd,
lahir di Bantul, 01 Januari 1971, sekarang ini menjabat sebagai Kepala Sekolah
SMKN 4 Kota Bengkulu, Ketua MKKS SMK. Kota.Bengkulu dan Ketua MKKS SMK.Prov.
Bengkulu. Beliau memiliki segudang pengalaman dalam bekerja dan sangat patut
dijadikan inspirasi bagi kita semua, terutama bagi kita sebagai pendidik. Beliau
menyampaikan materi tentang Merancang Desain Pembelajaran Modern.
Teknik dan
pendekatan yang beliau gunakan mengacu pada tokoh fenomenal bidang desain pembelajaran yaitu Prof Dr. Atwi Suparman
(mantan rektor UT) dan Dick & Carrey.
Secara umum
Proses perancangan desain pembelajaran terdiri dari 11 langkah yaitu:
Langkah 1,
Kita
perlu mendapatkan data dan informasi guna mendapatkan masukan dari
siswa/pengguna atas materi materi yg dianggap sulit atau perlu dipelajari lebih
lanjut
Langkah 2,
Berdasarkan
data yg di dapat dari langkah 1 selanjutnya kita perlu membuat identifikasi
kebutuhan peserta didik terhadap mata pelajaran / bahan yng akan kita rancang
Langkah 3,
Berdasarkan data langkah 2 selanjutnya kita mulai membuat analisis
instruksional/pembelajaran mata pelajaran yang akan kita rancang
Langkah 4,
Seorang perancang perlu mendapatkan gambaran karakteristik peserta didik yang
akan menjkadi target atau pemakai buku yg kita rancang
Langkah 5,
Membuat rumusan tujuan instruksional khusus (penggunaan istilah instruksional
disini berdasarkan sumber asli yg di karang oleh Dick & Carrey yaitu
instructional)
Langkah 6,
Melakukan penyusunan TES
Langkah 7,
Membuat perencanaan strategi instruksional/pembelajaran yang akan digunakan
(dalam
hal ini saya merancang pembelajaran secara blended learning)
Langkah 8,
Mengembangkan dan memilih bahan instruksional. Bahan pembelajaran yang
dirancang dapat dibedakan menjadi 2 yaitu bahan tercetak dan bahan online.
Dalam hal perancangan bahan pembelajaran (Buku) dapat digunakan teori Rothwel
dan untuk bahan online bisa menggunakan teori hannafin)
Langkah 9,
Setelah draft bahan tersedia (langkah 8) selanjutnya perlu dilakukan evaluasi
formatif sbb: 1. one-to-one expert dengan melibatkan 4 orang pakar (pakar
Desain, pakar Media, pakar Materi, pakar bahasa); 2. One-to-one learner
(melibatkan 3 orang siswa yang berasark dari siswa peringkat atas, menengah dan
bawah); 3. Evaluasi Small group (melibatkan sekitar 9 siswa yang berasakl dari
kelompok, menengah dan bawah); 4. Field trial yaitu tahap uji coba luas dengan
melibatkan siswa sekitar 30 siswa yang
berasal dari kelompokl Atas, menengah dan bawah. Setiap tahapan muai evaluasi
one-to-one, evaluasi small group akan menghasilkan namanya draft bahan
pembelajaran dan setelah field trial baru dinamakan prototipe bahan pembelajaran.
Langkah 10,
Khusus
untuk langkah yng terakhir, Evaluasi Sumatif sifatnya tidak harus dilakukan
dalam proses desain pembelajaran karena harus dilakukan oleh pihak lain.
Sedangkan untuk
buku pembelajaran yang dirancang untuk keperluan penerbit bisanya pihak
penerbit sudah mempunyaio format/standar tertentu. Sehingga jika penulis ingin
memasukkan buku agar bisa diterbitkan oleh penerbit maka format yg digunakan
harus mengacu kepada format yang digunakan oleh penerbit.
Demikian sebagai
pengantar bapak/Ibu/Rekan2, sekilas cara mendesain bahan pembelajaran yang
secara ilmiah dapat dipertanggungjawaban, insyallah jika tahapan di atas
dilakukan secara benar maka tidak akan terjadi kasus salah gambar dll
sebagaimana dahulu pernah terjadi di buku2 yang beredar di lingkup dikbud
khususnya jenjang sekolah dasar
Setelah memaparkan materi, selanjutnya diskusi
dan tanya jawab dengan peserta belajar Online bersama Omjay.
#P.1 dari bapak Andy
Muhtadin -Beltim-Babel
1.Setelah meliht
dan memahmi PPT, Elearning SMK Bengkulu, saya berasumsi bahwa itu adalah desain
beljr utk program sekolh Afirmasi dan
mirip classroom kira2 tangapan bpk seperti apa?
2.Tolong
beritahu kami cara praktis mendesain pembelajaran seperti SMKN Bengkulu?
J.1 .1 Terimakasih
Mas Andi (Babel), utk pertanyaan 1, kebetulan sy pernah merancangkan sebuah
desain pembelajaran utk SMKN 1 Bkl, dimana waktu itu pihak sekolah kesulitan
untuk mencari pola pembelajaran untk siswanya yg melaksanakan di industri
sekitar 6 bulan, maka sy buatkan sebuah konsep namanya blended learning dan
alhamdulilah bisa digunakan dengan media yg dipakai siswa dan guru kala itu
adalah Handphone. Praktek pembelajarannya memang menggabngkan antara
pembelajaran di classroom dengan online
2. Untuk cara
praktisnya sepertinya bisa mas Andy ikuti alur yg ada di slide no. 7 ttg
Pengembangan Blended Learning Berbasis Handphone (BLISH)
#P.2 Pertanyaan dari
ibu Rasita dari Kab Mukomuko Bengkulu tugas di SDN 16 Penarik.
Assalamualaikum
wr.wb. untuk langkah yg ke 9 mencari pakarnya agak susah di daerah bagaimana
mengatasinya, apa lagi kami dari SD agak terbatas kemampuan serta personilnya.
J.2
Untuk pertanyaan
mbak Rasita, alhamdulilah utk pakar yg dimaksud
Prodi S2 Teknologi Pendidikan Unib sudah banyak mbak yang bisa, dengan
syarat ybs sudah mencapai kualifikasi S3/Doktor (Pendapat Sugiyono dalam
Bukunya R&D) atau juga di kampus atau lembaga lain juga bisa selagi sudah
ada bukti kepakarannya mbak.
#.P3
Assalamualaikum
Wr.Wb. Selamat Sore Pak Dr. Paidi, Perkenalkan saya Supyanto dari Kota Bekasi,
mohon penjelasan dalam desain Instruksional itu mengenal ada tes formatif dan
sumatif. Apa bedanya?
J.3
Untuk pertanyaan
mas Supyanto, yang dimaksud TES Formatif disini adalah tes yang dibuat
(modelnya bisa multiple choice, Essay dll) atas materi yang ada di bahan
pembelajaran. Tes ini dibuat oleh si perancang buku yng sebeluamnya telah
melalui telaah oleh pakar dan uji validitas maupun reabilitasnya. Sedangkan Tes
Sumatif dalam konsep desain ini adalah penilaian oleh lembaga lain (eksternal)
atas kelayakan bahan yang dibuat oleh si Perancang buku tsb.
#P4 Selamat siang
Pak Paidi.. kalau boleh tau apa nama aplikasi e learning nya. Kayaknya keren
banget.Ridwan Nurhadi
J.4 Software
yang pernah sy untuk e-learning tersebut menggunakan moodle, murah meriah pak
karena sifatnya open source. Tapi saat ini tidak bisa masuk lagi link tersebut
karena sudah sy serahkan ke pihak SMKN 1 Kota Bengkulu. Jika mas Ridwan ingin
melihat lebih jauh isinya nanti sy coba mintakan sama pihak SMKN 1, jika sdah
ada hasilnya sy sampaikan kepada om
#P5. Ass wr wb. Sy
Bu Iez dari Lumajng
Bertanya apakah
langkah2 mendesain cara mengembangkannya sama dg model dick and Carry ya.Terima
kasih
J.5 Betul mbak
Iez, karena sy jg menggunakan model Dick & Carrey👍
Namun mbak Iez
juga bisa mengkombinasikan dengan teori/model lain seperti pada langkah 8
selagi sesuai dengan karakteristik bahan pembelajarannya [N].
#P.6.Assalamualaikum
saya ika s. Dari tangerang , boleh dijelaskan mengenai teori rothwel dan teori
hannafin pada langkah ke 8 dalam.mendesain pembelajaran
J.6.Tidak,
blended learnin itu sebuah model pembelajaran, sedangkan yg sy masukd Reseacrh
versi penerbit ini lebih pada aturan tata cara pengetikan seperti desain cover,
isi dll yang diberlakukan oleh penerbit jika buku tsb dicetak oleh Penerbit [N]
#P.7 Slmt siang
pak Paidi,terimakasih penjelasannya,apakah rancangan pebelajaran seoerti ini
bisa untuk sd,sedangkan guru di sd
mengajar seluruh mata pelajaran kecuali Agama dan PJOK.bagaimana tekni
prnyederhanaannya?
J.7Utk
pertanyaan mbak Ika, Maaf sy ada salah tulis tadi Teori Rowntre itu adalah
cara-cara untuk membuat buku yg sifatnya tercetak. Dan Hannafin itu untuk
merancang bahan yang non cetak alias online. Untuk teknisnya nanti sy kirimkan
e-booknya ya[N]
#P8.Assalaamu'alaikum
pak paidi...setelah membaca semua materi yg berisi langkah pembuatan design
pembelajaran saya masih belum bisa membayangkan hasil akhirnya. Yg ingin says
tanyakan bagaimana bentuk hasil design pembelajarannya, apakah menjadi sebuah
buku atau yg lainnya? Bagaimana cara penerapan hasil design pembelajaran tadi
ke siswa? Terima kasih. Sri indayani Lamongan
J.8.Untuk mbak
Lusia, pada prinsipnya Desain pembelajaran itu bisa untuk semua mata
pelajarannya, yag membedakannya terletak pada isi pelajarannya.
Untuk mbak Sri,
kelebihan desain pembelajaran ini adalah akan mengasilkan buku pembelajaran
yang bisa dijamin kebenaranya selagi prosedur dikerjakan dengan benar.
Kelebihan lain juga desain pembelajaran ini akan dilengkapi dengan instrumen
pendukungnya termasuk model
pembelajarannya sudah ditentukan
#P9.Assalamualaikum
pak,,saya Noralia Semarang.
Ijin bertanya,saya
pernah melakukan penelitian R&D untuk tesis saya dulu, saya mengambil judul
pengembangan modul pembelajaran. Dan itu saya penelitian hingga menjadi produk
akhir yang bagus bisa sampai 6 bulan, padahal hanya untuk 1 bab materi ajar
karena beberapa kali diujikan ke kelas
besar shg dapat prototipe produk yang bagus.
pertanyaan saya,untuk
pengembangan bahan ajar seperti yang bapak laksanakan yg menghasilkan produk
buku ajar untuk 1 tahun pelajaran, butuh berapa lama pak penelitiannya?
2. Apakah tiap bab
materi ajar di buku ajar yang dikembangkan harus diujikan di kelas besar atau
hanya kita ambil sampel salah satu materi ajar saja? Terima kasih
J.9. Untuk mbak
Noralia, 1. waktu yang dibutuhkan untuk
1 buku /tahun sy butuh waktu antara 6 sampai 10 bulan itupun sy sambil nyambi
mbak heeee. Jika focus utk desain buku saja 6 bulan itu insyallah sudah
selesai; 2. Iya betul setiap bab harus diujikan untuk tahap Small group dan
Field trial
Ratna Jumpa
SMAN 1 Keumala
Komentar
Posting Komentar