Berburu ayam hutan
Suara ayam hutan jantan di tepi danau membangunkanku. Suaranya yang nyaring melengking terdengar seantero jagat raya, " kukuruyuk...yuk, kukuruyuk...yuk, ia mengepak ngepak kedua sayapnya, bayangan tubuhnya yang mungil terlihat disinari cahaya redup sinar rembulan.
"Maizar bangun..." ada buruan tuh, ujarku pada sobatku yang sedang tertidur pulas, ia tak menggema, tubuhnya sangat sulit di gerakkan, cuaca sangat dingin menusuk tulang, ia menarikkan penutup badannya sampai ke kepala. Ia sangat lelah seharian berburu sambil nyambi mencari rotan di belantara.
Aku membiarkannya beristirahat, hanya bermodalkan lampu hemat energi aku beranjak keluar pondok, suasana sunyi senyap, irama suara jangkrik sesekali nyaring terdengar, lampu yang ku pegangpun cahaya mulai meredup karena akan kehabisan daya.
Kuberanikan diri mengedap ngendap mencari jejak ayam bersembunyi. Terlihat ayam sedang bertengger di dahan pohon belimbing. Aku menangkapnya "Kreek..." kakiku terpeleset dengan akar popohonan besar, lampuku terjatuh. Aku meraba raba mencarinya, dari balik pohon terdengar sesuatu "stret.."suara langkah kaki macan tutul mendekatiku....aku ketakutan, aku berfikir riwayatku akan tamat hari ini, hewan itu mulai membuka mulutnya lebar lebar, deretan giginya serta taring menyeringai keluar, mulutnya hampir memangsaku. "mak........." teriakan kencang memecahkan kesuyian malam, keringatku bercucuran, nafasku tersengal sengol, jantungku berdegup kencang.
"Andra...., bangun !" Panggil ibu dengan menepuk nepuk pundakku. " kamu bermimpi nak, makanya kalau matahari sedang naik tidak boleh tidur, sekarang ambil whuduk shalat dhuha dulu sana", Aku mengangguk menuruti perintah ibuku, aku melirik jam di tanganku, pukul 10.30. WlB. Aku bersyukur, walau dalam mimpi bagaimanapun keadaannya, mendesak, terjepit, tetap ibu yang kita panggil, gumanku dalam hati sambil berinsut dari tempat tidurku.
"Maizar bangun..." ada buruan tuh, ujarku pada sobatku yang sedang tertidur pulas, ia tak menggema, tubuhnya sangat sulit di gerakkan, cuaca sangat dingin menusuk tulang, ia menarikkan penutup badannya sampai ke kepala. Ia sangat lelah seharian berburu sambil nyambi mencari rotan di belantara.
Aku membiarkannya beristirahat, hanya bermodalkan lampu hemat energi aku beranjak keluar pondok, suasana sunyi senyap, irama suara jangkrik sesekali nyaring terdengar, lampu yang ku pegangpun cahaya mulai meredup karena akan kehabisan daya.
Kuberanikan diri mengedap ngendap mencari jejak ayam bersembunyi. Terlihat ayam sedang bertengger di dahan pohon belimbing. Aku menangkapnya "Kreek..." kakiku terpeleset dengan akar popohonan besar, lampuku terjatuh. Aku meraba raba mencarinya, dari balik pohon terdengar sesuatu "stret.."suara langkah kaki macan tutul mendekatiku....aku ketakutan, aku berfikir riwayatku akan tamat hari ini, hewan itu mulai membuka mulutnya lebar lebar, deretan giginya serta taring menyeringai keluar, mulutnya hampir memangsaku. "mak........." teriakan kencang memecahkan kesuyian malam, keringatku bercucuran, nafasku tersengal sengol, jantungku berdegup kencang.
"Andra...., bangun !" Panggil ibu dengan menepuk nepuk pundakku. " kamu bermimpi nak, makanya kalau matahari sedang naik tidak boleh tidur, sekarang ambil whuduk shalat dhuha dulu sana", Aku mengangguk menuruti perintah ibuku, aku melirik jam di tanganku, pukul 10.30. WlB. Aku bersyukur, walau dalam mimpi bagaimanapun keadaannya, mendesak, terjepit, tetap ibu yang kita panggil, gumanku dalam hati sambil berinsut dari tempat tidurku.
Komentar
Posting Komentar