Kun Fayakun

#fiksimini(10)
#cerpen
#inongliterasi
#belajarmenulis

Kun fayakun

Amar berlari lari di tepi pantai bersama Amira, wajah keduanya begitu polos dan ceria, mereka meloncat loncat kegirangan di antara riak dan ombak yang menghampiri.

Amar bocah berusia tujuh tahun yang harus kehilangan kedua orang tuanya sejak bayi, orang tuanya meninggal karena korban tabrak lari. Almarhum ayahnya seorang pedagang sayur keliling yang menjaja sayurnya di komplek perumahan Permata. Di persimpangan jalan tetiba datang sebuah sepeda motor melaju dengan kecepatan kencang dan menabraknya dari belakang, ayahnya terjatuh, kepalanya kena tembok, dan meninggal di tempat kejadian karena banyak kehilangan darah.

Empat puluh hari kemudian, ibunya menyusul ayahnya ke pangkuan ilahi. Sejak itu Amar menjadi yatim piyatu. Kemudian Amar diasuh neneknya. Tak lama berselang neneknyapun meninggal. Amar tinggal sebatang kara, sebelum neneknya meninggal ia menitipkan cucunya kepadaku untuk diasuh, aku sangat senang sekali, apalagi aku belum dikaruniai momongan setelah sepuluh tahun berumah tangga.

Setelah dua tahun mengasuh dan mengadopsi Amar, akhirnya aku dinyatakan positif hamil dan akupun melahirkan seorang bayi perempuan yang sangat cantik serta kami memberi nama Amira. Amira lahir secara cecar di RSIA.

Kami sekeluarga sangat bahagia, apalagi ibu mertuaku yang sudah lama menantikan cucu kandung dari anak lelaki satu satunya. Aku bersyukur atas segala pemberiannya. Sungguh keajaiban yang datang dari sang Pencipta apabila dalam hati ada keikhlasan. Tidak ada yang tidak mungkin apabila Allah berkehendak, "Kun... Fayakun" Jadi maka jadilah...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BELAJAR, BELAJAR, BELAJAR MENULISKAN BUKU

Lelaki berdasi part-1

Perjalanan Tanpa Batas (2)