Tradisi Makmegang di Aceh

TRADISI MAKMEGANG DI ACEH

Salah satu tradisi yang sangat dipertahankan sampai sekarang dalam masyarakat Aceh adalah makmegang atau megang. Makmugang yaitu memasak daging untuk menyambut datangnya hari yang sangat istimewa, seperti menyambut bulan Ramadhan dan 2 hari raya, Idul Firti dan Idul Adha.

Dalam setahun makmugang dilaksanakan 3 kali. Hari pertama atau kedua sebelum bulan puasa (Ramadhan) dan  1 atau 2 hari sebelum hari raya Idul Fitri atau idul Adha.

Masyarakat sangat antusias menyambutnya, dan mereka sudah jauh-jauh hari mempersiapkan segala keperluan untuk hari special tersebut. Pada hari megang masyarakat membeli dan memasak daging untuk dirinya dan juga untuk anggota keluarganya, dan juga dibagikan kepada para tetangga.

Seorang ayah atau kepala keluarga akan merasa sangat bangga apabila pada hari makmugang mampu membeli daging untuk keluarganya pada hari megang walaupun sedikit. Baik itu daging sapi atau kerbau, ayam atau bebek.   

Banyak penjual  daging dengan berjejeran  menjajakan daging ditempat tempat yang telah disediakan, seperti pasar lamlo atau bereunuen dsb. Bagi  masyarakat yang tidak mampu membeli daging, atau tidak menyukai daging sapi atau kerbau, mereka membeli ayam atau bebek sebagai menunya. Bahkan ada yang memelihara khusus sebagai persiapan menyambut hari tersebut.Akan terasa berbeda memasak daging banyak di hari selain megang dengan masak atau makan daging di hari megang.

Anak anak yang sudah dewasa akan pulang ke rumah orang tuanya, untuk mengunjungi sekaligus untuk memberikan buah tangan kepada orang tuanya, memberi uang sebagai hadiah megang atau ada membawa daging lansung. Begitupun dengan orang tua, mereka berusaha menyiapkan menu megang untuk menunggu anak anaknya, untuk dimakan bersama. 

Yang tidak kalah menariknya para linto baro (pengantin laki-laki) yang baru menikah, dan tahun menikahnya berhadapan lansung dengan megang pertama, maka linto baro atau keluarganya akan mempersiapkan  dan mengantarkan oleh oleh untuk dara baro ( pengantin perempuan)  berupa daging dan bahan pendamping lainnya seperti lemang, pisang, gula, susu dan lainnya menurut kemampuan linto baro.