Orang itu berjalan di antrian tamu undangan laki laki. Pakaiannya tampak sedikit kusut dan sederhana, tangannya menjinjing sebuah tas ransel bewarna silver. Seorang pemuda berbadan tegap terlihat menghampiri, tangan menunjuk ke arah belakang rumah. lelaki tua itu terdiam, lalu mengikuti arah langkah pemuda itu. "Bapak di sini saja, bantu bantu yang diperlukan sama orang orang ini". Ucap pemuda tersebut sambil menunjukkan piring kotor bekas makanan. "Iya pak, jawab lelaki itu sambil tersenyum. Kemudian pemuda itu meneruskan pekerjaannya kembali mengatur dan menyambut tamu. Jeda waktu beberapa saat sebuah mobil sedan mewah berhenti di depan rumah, seorang lelaki muda dengan stelan jas hitam serta dasi bewarna biru muda turun. Sepatunya mengkilat senada dengan pakaian yang ia kenakan. Pemuda itu dengan ramah menyambutnya. kemudian mengantarnya ke tempat makanan di barisan tamu VIP. "Maaf mas, terima kasih, saya hanya ingin menjemput Dr. Marwan", k
Kami menikmati udara kota Meulaboh. Kami berfikir tidak mungkin kami balik ke Sigli via Gempang kembali. Karena harus melewati rimba di malam hari. Ada satu pilihan kembali pulang lewat Calang- Banda Aceh atau melanjutkan perjalanan ke Blang Pidie atau Tapaktuan Aceh Selatan. Kebetulan saya belum pernah ke sana. Jadi kami memutuskan melanjutkan perjalanan saja. Lagi pula malam belum larut baru jam delapan malam. Setelah menempuh tiga jam perjalanan kami tiba di kota Blang Pidie. Kotanya sangat ramai dan airnya sangat bersih. Kami mencari penginapan untuk beristirahat. Penginapan yang kami datangi semuanya penuh, kami mencoba ke penginapan di pinggir jalan raya, bangunannya seperti mess tentara. Kamarnya tinggal satu yang standar. Kami mengambilnya dan beristirahat beberapa jam. Keesokan harinya, setelah shalat subuh kami melanjutkan perjalanan ke Labuhan Haji. Kami ingin menziarahi makam ulama abuya mudawali al khalidi. Jam tujuh pagi kami sampai di area makam. Kami mengambil w
BERBAGI PENGALAMAN MENERBITKAN BUKU Nara Sumber : Dra.Sri Sugiastuti, M.Pd Hari/Tanggal : Jum’at / 5 Juni 2020 Pukul : 19.00 s/d 21.00 WIB Resume Pembelajaran malam ini sangat berkesan, saya terkesima dengan pengalaman dari ibu Sri Sugiastuti yang mengawali menulis pada usia 50 tahun. memang segala sesuatu butuh proses, asalkan kita mau berusaha dan mengupdate diri kita. Mengubah mindset kita dari tidak bisa menulis menjadi bisa. Usia bukan hambatan dalam berkarya, seperti pengalaman dari ibu Sri Sugiastuti yang seorang guru juga sebagai pegiat literasi. Beliau lahir pada tanggal 8 April 1961. Setelah membaca sebuah buku yang berjudul meulis itu gampang, beliau menyakinkan diri untuk bisa menulis dan setelah mengikuti pelatihan pada tahun 2009, beliau diajak oleh teman untuk menulis buku ajar. Proses penulisan buku ajar sekitar enam bulan. Tahun 2010 menjadi tahun keberuntungan beliau dalam menulis, karena kedua bukunya diterbitkan, yaitu buku “SP
Komentar
Posting Komentar