Udara dingin begitu menusuk tulang, padahal jam di tangan baru menunjukkan pukul sembilan malam. Walaupun demikian tak menyurutkan langkah kami untuk melihat lihat kota Takengon dari dekat di malam hari. Malam ini suasana begitu ramai, mungkin bertepatan dengan liburan cuti maulid. Orang orang memanfaatkan liburan kali ini bersama keluarga di kota ini. Kota yang berada di tengah tengah provinsi aceh ini, atau disebut dengan negeri di atas awan. Berada di atas ketinggian 1200 meter di atas permukaan laut yang di tengahnya terdapat sebuah danau. Danau itu bernama danau laut tawar atau yang lebih di kenal tawar lut. Selain danau laut tawar banyak tempat wisata lain yang bisa dikunjungi di kota ini, seperti bur telege, pantan terong, burni telong, goa sarang dan lain lain. Kami berkeliling kota, tetiba pandangan kami tertuju pada sebuah mobil caffe yang dikerumuni beberapa anak muda, aroma kopi gayo terhirup di indra penciuman kami. Kami mendekatinya dan memesan dua cangkir kopi, ...
Lelaki berdasi ( Aqad Nikah) Rombongan mempelai pria tiba, beberapa orang masuk ke mesjid, sebelum duduk, calon pengantin pria dan yang lainnya shalat dua rakaat untuk menghormati mesjid, mereka melaksanakan shalat Tahiyatul mesjid. Pak Marwan dan beberapa orang lainnya menyambut mereka. Hari ini pak Marwan bertindak sebagai wali nikah bagi putrinya. Sebelum acara aqad calon mempelai wanita juga di panggil dan di dudukkan di barisan belakang bersama perempuan yang lain. Semua rukun dan syarat nikah sudah lengkap, sekarang akan kita mulai acaranya, kata pak qadhi (penghulu), kepada yang hadir. Pak penghulu mempersilahkan pak Marwan dan calon mempelai pria duduk berhadapan. Seraya memegang tangan calon pengantin, pak Marwan selaku wali nikah mengucapkan ijab. "Saya nikahkan engkau Herman bin Harun dengan anak saya Siti Sarah binti Marwan dengan mahar 20 Mayam emas dibayar tunai" ucap atau ijab pak Marwan kepada Herman calon mempelai pria. Kemudian Herman menyamb...
SINGKONG REBUS DAN IKAN ASIN Amir berjalan lunglai menuju meja piket, wajahnya pucat pasi, badannya terlihat lemah dan loyo, sesekali ia mengeluh sambil memegang perutnya. Ia minta izin untuk ke rumah sakit. Setelah di introgasi ia mendapatkan izin, ia berencana mengambil Kartu BPJS kesehatan yang tertinggal di rumah. Ia mempercepat laju motornya sambil terus mengaduh-ngaduh karena rasa sakit bertambah. Hampir saja ia pingsan kalau tidak segera di tolong oleh buk Hindun. Amir membuka pintu rumah dan aroma ikan asin goreng menggoda penciumannya.Tanpa menunggu aba- aba dari ibunya, ia lansung menuju ke meja makan dan membuka tutup saji, ternyata sepiring singkong rebus menantangnya, dengan seragam yang masih melekat di badan, ia santap singkong rebus tersebut dengan sambel ikan asin yang baru dibuatkan buk Hindun, seketika itu pula sakit perut Amir menghilang. Ia terlupa dengan rumah sakit dan kart...
Komentar
Posting Komentar